Studi Kasus: Keberhasilan BYD dan Kegagalan Motorola
Tugas terstuktur 2
Dwi kurniawan
Analisis studi kasus keberhasilan BYD dan kegagalan motorola
1. Pendahuluan
Dalam dunia bisnis modern, keberhasilan dan kegagalan perusahaan sering kali ditentukan oleh kombinasi antara inovasi, etika, tanggung jawab sosial, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pasar. BYD, perusahaan otomotif dan teknologi asal Tiongkok, dikenal sebagai salah satu contoh sukses transformasi bisnis menuju energi hijau. Sebaliknya, Motorola, perusahaan legendaris asal Amerika Serikat, menjadi contoh kegagalan dalam mempertahankan dominasi karena lambat berinovasi. Studi kasus ini akan membahas kedua perusahaan tersebut dari sisi motivasi, etika, tanggung jawab sosial, dan mindset.
2. Studi Kasus Keberhasilan: BYD
A. Motivasi
BYD (Build Your Dreams) didirikan pada tahun 1995 oleh Wang Chuanfu dengan motivasi besar untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Perusahaan ini memulai dari industri baterai sebelum akhirnya memasuki pasar kendaraan listrik. Motivasi utama BYD adalah menciptakan masa depan yang berkelanjutan dengan inovasi energi bersih dan kendaraan listrik yang terjangkau.
B. Etika dan Tanggung Jawab Sosial
BYD menerapkan prinsip tanggung jawab sosial dengan berfokus pada energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon. Mereka mengembangkan teknologi baterai lithium dan kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Selain itu, BYD juga berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja lokal, membuktikan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
C. Mindset
Mindset yang diterapkan BYD adalah growth mindset — selalu siap belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Wang Chuanfu menekankan pentingnya riset dan pengembangan (R&D) untuk menghadapi kompetisi global. BYD tidak takut bersaing dengan raksasa seperti Tesla, bahkan mereka berani menciptakan solusi inovatif sendiri, seperti produksi internal baterai dan sistem penggerak listrik.
3. Studi Kasus Kegagalan: Motorola
A. Motivasi
Motorola pada awalnya memiliki motivasi kuat untuk menjadi pelopor komunikasi global. Mereka menciptakan ponsel pertama di dunia dan sempat mendominasi pasar pada tahun 1990-an. Namun, setelah sukses besar tersebut, motivasi internal perusahaan menurun. Motorola terlalu nyaman dengan posisinya dan gagal mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen dan perkembangan teknologi smartphone.
B. Etika dan Tanggung Jawab
Dari sisi etika bisnis, Motorola tidak mengalami pelanggaran besar, namun kegagalan mereka lebih kepada tanggung jawab dalam inovasi dan visi jangka panjang. Mereka gagal mempertahankan komitmen terhadap riset dan pengembangan, serta tidak mendengarkan kebutuhan pasar yang mulai beralih ke sistem operasi berbasis Android dan iOS.
C. Mindset
Mindset yang dominan di Motorola pada masa kejatuhannya adalah fixed mindset — terlalu percaya diri dengan kesuksesan masa lalu dan enggan berubah. Ketika kompetitor seperti Apple dan Samsung muncul dengan inovasi baru, Motorola masih berfokus pada desain ponsel lama tanpa inovasi signifikan. Akibatnya, mereka kehilangan pangsa pasar dan akhirnya diakuisisi oleh Google pada 2012, lalu dijual ke Lenovo.
4. Analisis Perbandingan
Jika dibandingkan, BYD menunjukkan motivasi yang kuat untuk menghadapi masa depan melalui inovasi dan keberlanjutan, sementara Motorola justru terjebak dalam zona nyaman karena kesuksesan masa lalu. BYD mempraktikkan etika bisnis yang berorientasi pada lingkungan dan tanggung jawab sosial yang nyata, sedangkan Motorola kurang tanggap terhadap tanggung jawab inovasi terhadap konsumen dan pasar global.
Dari sisi pola pikir, BYD memiliki growth mindset yang terbuka terhadap perubahan dan terus belajar dari kompetitor, sedangkan Motorola cenderung memiliki fixed mindset yang menolak adaptasi terhadap perkembangan teknologi baru. BYD juga lebih agresif dalam riset dan pengembangan, sedangkan Motorola lambat menyesuaikan diri terhadap tren smartphone modern. Perbedaan mendasar inilah yang membuat BYD tumbuh menjadi salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, sementara Motorola kehilangan dominasinya dalam industri telekomunikasi.
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
Keberhasilan BYD menunjukkan pentingnya visi jangka panjang, inovasi berkelanjutan, dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Sebaliknya, kegagalan Motorola menjadi pelajaran bahwa kesuksesan masa lalu tidak menjamin masa depan tanpa adaptasi.
Rekomendasi:
1. Perusahaan harus menjaga semangat inovasi dan riset berkelanjutan.
2. Menanamkan growth mindset dalam seluruh lini organisasi.
3. Menjalankan tanggung jawab sosial bukan hanya sebagai citra, tetapi sebagai bagian dari strategi bisnis.
4. Selalu peka terhadap perubahan tren teknologi dan kebutuhan konsumen.
Sumber
BYD Company Limited. (2024). Sustainability Report.
Forbes. (2023). How BYD Overtook Tesla in the EV Race.
Harvard Business Review. (2019). The Fall of Motorola: Lessons in Innovation Failure.
CNBC. (2022). Why Motorola Lost Its Mobile Dominance.
Wang, C. (2021). Build Your Dreams: The BYD Story. Beijing: CITIC Press.
Komentar
Posting Komentar